Kontemplasi XXI: Terhempas Batas

Verezha Ibrahim
2 min readJun 30, 2020

--

(Sumber: Pinterest)

Pukul tujuh pagi, saya sudah bersiap untuk berlari mengitari sebuah taman di dekat rumah. Semangat begitu menggebu-gebu karena saya terobsesi untuk bisa berlari lebih jauh dibandingkan dua hari sebelumnya. Meski saya bukan seorang pelari ulung, namun saya percaya bahwa selalu ada ruang dan kesempatan untuk bisa terus berkembang. Saya bukan yang terbaik, tapi saya yakin bisa lebih baik.

Tuntas berlari selama 30 menit, saya berhasil menempuh jarak yang lebih membanggakan. Tentu ada rasa puas pada diri sendiri karena telah membuktikan bahwa saya memang mampu. Sekejap saya merasa seperti seorang pemenang karena sanggup mengalahkan diri saya yang kemarin.

Lima menit seusai berlari, tiba-tiba saya mengalami sesak napas. Kepala saya pusing tidak karuan. Badan kian berat untuk bergerak. Mulai timbul kecemasan. Dalam posisi sedang berjalan kembali ke rumah, saya merasa akan segera pingsan dalam hitungan detik.

Saya lalu berupaya menenangkan diri dengan mencoba berpikir bahwa ini adalah hal yang lumrah dialami ketika beres berlari. Saya perlu mengambil napas dalam-dalam untuk menyerap lebih banyak oksigen dan segera menenggak air putih guna menghindari dehidrasi. Saya mencegah diri saya tenggelam dalam kepanikan dan pikiran-pikiran yang lebih menyeramkan.

Saya belajar satu hal dari apa yang baru saja dialami. Saya memang percaya bahwa saya bisa terus berkembang, tapi seharusnya tidak dengan cara menerabas batas-batas yang ada di dalam diri saya. Baik itu batas di dalam pikiran, perasaan, dan juga fisiologis. Apa yang saya pikir bisa saya lakukan, harus disesuaikan dengan batasan yang saya miliki. Biasanya, tubuh akan memberikan sinyal bahwa kita sudah berada di ambang batas. Seharusnya saya lebih peka pada hal itu.

Mungkin kita pikir, kita selalu bisa melampaui batas, namun setelah itu yang ada hanya diri kita yang terhempas.

--

--

Verezha Ibrahim

I begin to write only when I’m certain what I’ll say isn’t better left unsaid.